Eling-eling siro manungso, elingono sholat ngaji
mumpung durung ketekanan malaikat juru pati
Panggilane Kang Moho Kuoso, gelem ora bakal digowo
diturokno ndek padusan, diadusi banyu kembang
disalini sandhangan putih, yen wes budhal ora biso muleh
tumpakane kereto dowo, rudo papat rupo menungso
ditutupi anjang-anjang, diuruki di siram kembang
wong omahe gak ono lawange, turu miring ga ono rewange
tonggo-tonggo podho sambang,
tangisane koyok wong nembang
wong sholate arang-arang, iku tondo imane kurang
Arti Bahasa Indonesia :
Ingat-ingatlah wahai manusia, ingatlah sholat dan ngaji
selagi belum kedatangan malaikat pencabut nyawa
Panggilan Yang Maha Kuasa, mau tidak mau bakal dibawa
ditidurkan di padusan(tempat memandikan jenazah),
dimandikan air kembang dipakaikan pakaian putih,
kalau sudah pergi, tidak bisa kembali
dinaikkan kereta panjang, roda empat berupa manusia
ditutupi anjang-anjang(atau tlisik dalam bahasa jawa, yaitu kayu untuk menutupi jenazah),
dikubur disiram kembang
rumahnya tidak berpintu, tidur miring tidak ada yang menemani
tetangga-tetangga sama berdatangan, menangis
seperti orang nembang(melantunkan lagu jawa)
orang sholatnya jarang-jarang, itu pertanda imannya kurang
mumpung durung ketekanan malaikat juru pati
Panggilane Kang Moho Kuoso, gelem ora bakal digowo
diturokno ndek padusan, diadusi banyu kembang
disalini sandhangan putih, yen wes budhal ora biso muleh
tumpakane kereto dowo, rudo papat rupo menungso
ditutupi anjang-anjang, diuruki di siram kembang
wong omahe gak ono lawange, turu miring ga ono rewange
tonggo-tonggo podho sambang,
tangisane koyok wong nembang
wong sholate arang-arang, iku tondo imane kurang
Arti Bahasa Indonesia :
Ingat-ingatlah wahai manusia, ingatlah sholat dan ngaji
selagi belum kedatangan malaikat pencabut nyawa
Panggilan Yang Maha Kuasa, mau tidak mau bakal dibawa
ditidurkan di padusan(tempat memandikan jenazah),
dimandikan air kembang dipakaikan pakaian putih,
kalau sudah pergi, tidak bisa kembali
dinaikkan kereta panjang, roda empat berupa manusia
ditutupi anjang-anjang(atau tlisik dalam bahasa jawa, yaitu kayu untuk menutupi jenazah),
dikubur disiram kembang
rumahnya tidak berpintu, tidur miring tidak ada yang menemani
tetangga-tetangga sama berdatangan, menangis
seperti orang nembang(melantunkan lagu jawa)
orang sholatnya jarang-jarang, itu pertanda imannya kurang
lihat lirik sholawat lainnnya di :
izin copy
BalasHapus